Digital Marketing Property: Bagaimana Calon Pembeli Rumah Berubah di Era Online
Dulu, orang mencari rumah lewat koran atau brosur. Sekarang, 80% lebih calon pembeli memulai pencarian rumah lewat internet. Digital marketing property bukan hanya mengubah cara iklan dipasang, tapi juga mengubah perilaku pembeli rumah itu sendiri.
1. Dari “Survey Lapangan” ke “Survey Digital”
Sebelum datang ke lokasi, calon pembeli sekarang sudah:
-
Lihat foto & video properti
-
Cek review area sekitar lewat Google Maps
-
Bandingkan harga di marketplace properti online
Artinya, tahap “jatuh hati” pada rumah sering kali terjadi sebelum mereka menginjakkan kaki ke lokasi.
2. Kepercayaan Beralih ke Jejak Digital
Dulu orang percaya pada brosur cetak. Sekarang? Mereka lebih percaya pada:
-
Testimoni pembeli sebelumnya
-
Konten edukasi dari agen properti
-
Rating & review online
Digital marketing property jadi kunci membangun trust sebelum transaksi.
3. Tren Pembeli Muslim dan Hunian Syariah
Ada segmen khusus yang berkembang pesat: pembeli muslim. Mereka mencari hunian bukan hanya dari sisi lokasi, tapi juga dari sisi akad syariah dan lingkungan Islami.
👉 Misalnya lewat platform Muslim Properti, pembeli bisa lebih tenang karena prosesnya sesuai syariah.
4. Generasi Muda: Beli Rumah via Smartphone
Generasi milenial dan Gen Z lebih suka melakukan semuanya via HP:
-
Cari rumah lewat aplikasi
-
Negosiasi lewat chat
-
Virtual tour lewat video call
Mereka mengharapkan proses yang cepat, transparan, dan mudah. Digital marketing property adalah cara untuk menyesuaikan diri dengan perilaku mereka.
Kesimpulan
bukan hanya soal strategi iklan. Ia telah mengubah cara orang mencari, menilai, dan membeli rumah. Dari survey digital, kepercayaan online, tren syariah, hingga dominasi generasi muda—semua jadi bagian penting dari masa depan bisnis properti.
👉 Kalau kamu ingin menyesuaikan bisnis properti dengan tren ini, hubungi tim kami.